Pertama-tama mari kita ucapkan Hamdalah.
Kenapa?
Karena gue berhasil pergi ke......
The one and only,
Grand Indonesia.
Weits, ga usah pada pasang tampang terkejut gitu dong. Biasa aja, biasa aja.
Kedua, gue pengen berterima kasih sama kawan sejoli gue sejak sd, the one and only too, Nadia Adella. Terima kasih sudah mau menemani temanmu yang haus akan petualangan di Jakarta ini. Tanpa kehadiranmu, aku pasti sudah tersesat sendirian di kota beton yang luas itu. Terima kasih Del, terima kasih.
Ketiga, buat orang-orang yang sudah membaca postingan gue sebelumnya, dan mungkin sehabis itu kalian langsung berpikir, Ini orang cita-citanya cetek amat, pengen jalan-jalan ke GI; tapi kemudian kalian langsung mendoakan dengan ikhlas agar gue bisa cepat-cepat diberi kesempatan buat ke GI, iya kan? Akui saja.
Keempat, terima kasih buat KRL Jabodetabek serta masinis nya (itu kalau mereka masih bisa disebut masinis). Tanpa kehadiranmu, tidak akan bisa aku sampai dengan selamat di Sudirman.
Dan terakhir, terima kasih untuk Allah SWT. Terima kasih juga untuk kedua orang tua saya yang - tanpa mereka sadari - telah memberi izin anaknya ini untuk nge-gaul di Jakarta.
Sekarang, setelah ucapan terima kasih yang lumayan menghabiskan waktu kalian ketika kalian memutuskan untuk membaca postingan ini, saatnya kita ke cerita utama.
Tanggal 21 Maret 2015 merupakan hari yang bersejarah buat gue, karena akhirnya, gue sebagai anak (pengen) gaul (di) Jakarta, berhasil pergi ke GI.
Mungkin kalian merasa bingung, resah dan bertanya-tanya, kenapa sih ini orang ngebet banget pengen ke GI? Jawabannya saudaraku, adalah minder. Gue minder. Minder karena ga pernah ke GI. Lengkapnya lagi, gue minder sama orang Korea karena ga pernah ke GI.
Dari semua orang Korea yang gue kenal, yang gue ajak ngobrol, kalau gue tanya udah kemana aja di Jakarta, jawabannya adalah GI. Bukan Gedung MPR atau Lubang Buaya, tapi GI.
(habis nulis kalimat di atas, gue diem selama 10 detik karena gue sadar gue pun belum pernah ke Gedung MPR atau Lubang Buaya)
INTINYA, mereka udah pergi ke GI duluan sebelum gue, yang notabene anak (pengen) gaul (di) Jakarta ini. DIMANA LETAK KEADILAN?
Alasan gue mengajak Adella adalah, karena itu waktu yang pas untuk jadwal 'semedi' kita.
Hah? Semedi? Maksudnya?
Jadi gini, gue dan Adella bukanlah temen deket yang ngobrol setiap hari, chattingan setiap hari, atau mikirin satu sama lain setiap hari. Bukan.
Pertemanan kita adalah gak-ngobrol-sebulan-tapi-begitu-ketemu-semua-langsung-tumpah. That kind of friendship. Dan dengan gaya pertemanan seperti itulah sampai sekarang kita bisa awet (anjrit kok gini sih bahasanya).
Pokoknya gitu.
Dan karena ga ngobrol selama sebulan itulah, kita perlu yang namanya waktu 'semedi', untuk menumpahkan segala huru-hara yang terjadi di kehidupan kita yang ga pernah kita ceritakan ke siapapun atau mungkin diceritain ke orang lain, tapi bukan versi lengkapnya.
Rutinitas 'semedi' nya pun biasa aja. Sama seperti layaknya 2 teman dekat yang sama-sama berstatus singnes - single ngenes - sedang jalan bareng. Walaupun awalnya gue udah dibuat cukup kesel karena suatu kejadian sepele-yang-bagi-gue-tidak-sepele-sama-sekali.
Ketika gue tatap muka sama si Adella di Stasiun Duri, hal yang pertama keluar dari mulut gue adalah, "Del, ini perasaan gue doang atau lu emang tinggian?"
Dan sehabis mendengar pertanyaan gue itu, bukannya jawab, dia malah ngangkat roknya sedikit dan menunjukan sandal yang ternyata ada haknya yang ternyata adalah wedges.
Ada; selalu aja ada temen yang walaupun sudah sangat tinggi, masih aja menambah ketinggiannya (?) itu. Ada. Ditambah, temen tinggi itu pasti jalannya sama temennya yang lebih pendek. Pasti ada.
Tapi Alhamdulillah, tidak ada pertumpahan darah atau persahabatan yang terpecah belah, hanya karena perbedaan tinggi tersebut.
Tidak usahlah gue menceritakan detil-detil yang hanya akan menghabiskan waktu kalian yang berharga ini. Gue cuma pengen bilang kalau GI itu ternyata luas banget ya. Gue kira orang-orang selama ini bilang GI tuh luas, besar, ga kekeliling dalam sehari, itu tuh bohong. Ternyata......
DAN OH MY GOD
HARGA MAKANANNYA AKAN MEMBUAT ANDA TERCEKIK.
BUKAN HANYA ANDA YANG TERCEKIK, TAPI DOMPET ANDA JUGA AKAN TERCEKIK.
SEMUA MAKANAN RANGE NYA DIATAS 50K. HA HA HA HA
" Happiness is damn expensive! " - deepakgogna
I swear, this is the cheapiest food we found. No, KFC not included. |
taken by Adella's polaroid.....in KRL. We had no shame. |
0 Words from....:
Post a Comment