Sunday, May 10, 2015

Perjalanan Basis Belakang

Sebelumnya mari kita mulai post-an kali ini dengan ucapan hamdalah karena kemaren udah pengumuman SNMPTN, dan Alhamdulillah masih ada yang mau mencantumkan Bahasa dan Kebudayaan Korea - Universitas Indonesia di lembar pendaftaran SNMPTN nya.

Tahun lalu, ngambil keputusan BKK-UI buat SNMPTN masih terasa berat, apalagi kalau ngeliat kata-kata 'Hubungan Internasional', rasanya mau gigit kepala orang. Tapi gue lama-lama berusaha ikhlas; ikhlas menerima pelajarannya yang subhanallah begitu 'menyenangkan', ikhlas karena terkadang masih ada aja orang meng-underestimate jurusan gue ini, dan ikhlas menerima kenyataan bahwa kpop is not as fun as it used to be.

Anyway, sekali lagi selamat buat yang udah keterima. Mau di UI atau univ lain, intinya sih sama, kehidupan kampus itu berat, penuh pressure, kalau ga kuat ya bisa 'kedorong' jatuh.


Sekarang yang benar-benar akan gue bahas adalah kisah perjalanan gue bersama temen-temen gue hari Jumat kemaren.



Kawan sejawat gue kali ini adalah Maryam, Laili dan Fidah. Kenapa basis belakang? Simpel aja, karena dulu semester 1 kita berempat suka banget duduk di belakang, pelajaran apapun itu. Hal ini sempat menjadi bahan inside joke kita dimana yang terkenal salah satunya adalah, "Kita ya, udah bego, duduk di belakang lagi." Dan fakta bahwa kita merasa sebagai 'sampah' di BKK, sangat membantu pernyataan tersebut.

(sampai akhirnya sekarang, sebutan 'sampah' itu berubah menjadi 'sampah berkualitas')


Maryam (kerudung biru) sampah banget pose-nya.




Alay-alay B612 gimana sih


Walaupun sekarang kita pun sadar kalau pengen bener-bener jadi 'sampah berkualitas' ya langkah awalnya berhentilah duduk di belakang. Jadinya Alhamdulillah akhir-akhir ini kita mulai merubah kebiasaan tersebut (kecuali gue dan Laili dalam pelajaran membaca, kita berdua tetep duduk di belakang. Biar apa? Biar bisa liat kunci jawaban dulu sebelum ditanya HAHAHA).


Nah layaknya orang-orang kebanyakan yang merasa sudah sangat lelah dengan kehidupan, kita pun berencana jalan bareng.

Sebenernya rencana jalan ini sudah sering terlontarkan dari dulu-dulu. Tapi ya, pasti, PASTI, ada aja halangannya. Halangannya macem-macem, bisa :

  1. Kita semua sibuk (biasanya karena ada acara BKK).
  2. 3 orang sibuk (biasanya gue, Fidah dan Maryam, karena ada acara HEE).
  3. 1 orang sibuk (Laili pengen cepet-cepet pulang ke rumah, dia ga enak badan).
  4. Waktu paling lenggang kita terletak di Hari Kamis, tapi biasanya gagal karena PASTI ada aja yang lagi puasa.


Ya, kira-kira itulah alasan-alasan dibalik gagalnya rencana kami dari dulu. Sampai akhirnya rencana itu sempet terlupakan beberapa lama.

Tapi Alhamdulillah, akhirnya Jumat, 8 Mei 2015, setelah memastikan tidak ada acara apa-apa, pulang cepet dan ga ada yang puasa, kita berhasil jalan.

Rencananya sih dulu-dulu pengen banget rasanya kita jalan ke Hello Bingsu yang ada di Margonda. Yaudah, dengan berbekal duit seadanya (namanya juga anak kos #tsah) dan niat yang tinggi, di siang hari yang lumayan terik itu, kita jalan dari FIB - FISIP - PSIKOLOGI - HUKUM demi mencapai Hello Bingsu tercinta.

Sayangnya, ada yang kita lupakan. Dari semua halangan-halangan yang telah gue sebutkan di atas, ada 1 yang ga gue masukan; izin Allah SWT. Dan hari itu sepertinya Allah tidak memberikan izin kepada 4 anak yang kehausan es serut itu.


Hello Bingsu nya tutup.


Dan gue merasa, matahari Depok yang lagi bersinar terik-teriknya itu, jadi saksi bisu ketidakberuntungan kita hari itu.

Tapi, karena kita bukanlah anak yang cepat menyerah, hanya karena pintu Hello Bingsu yang tidak terbuka, kita pun naik angkot demi mencari alternatif lain.

Pilihan kita jatuh ke tempat lain yang direkomendasikan Maryam, yang sama juga menjual Patbingsoo. Kita pun naik angkot dengan hati riang gembira, dengan membayangkan es serut khas Korea itu.

Dan begitu turun......


Sekali lagi matahari menjadi saksi bisu ketidakberuntungan kita siang hari itu.




TEMPATNYA BELUM BUKA. BUKAN TUTUP. TAPI BELUM BUKA. DAN KATA MAS-MAS YANG LAGI BANGUN-BANGUN DI LUAR, PEMBUKANNYA BESOK. BESOK.




Karena tempat yang kedua tutup kita pun berusaha positif dan berencana langsung ke beberapa blok sebelahnya, yaitu Daebak Cafe.

Tapi begitu sampe depan cafenya.....


TEMPATNYA TUTUP JUGA SAUDARA-SAUDARA.




Sekali lagi kita ber-4 berusaha tenang, berusaha untuk tidak langsung loncat ke jalanan besar Margonda yang terkenal dengan tingkat kecelakaannya yang tinggi itu, dan beristighfar.

Karena capek, kita pun akhirnya nyebrang kembali ke tempat awal kita turun dari angkot dan langsung masuk ke 711 terdekat. Masih terbayang-bayang akan dinginnya Patbingsoo yang ga jadi kita rasakan, kita beli Slurpee, sambil berusaha membayangkan bahwa itu 11-12 sama Patbingsoo.

Karena tempat duduk di bawah dan di luar penuh, kita pun duduk di atas, bersama anak-anak sma yang lagi pacaran, dan yang sok-sok an belajar padahal hp ada di tangan dan sibuk selfie, serta beberapa mas-mas yang dengan anteng menonton anime di layar laptopnya.

Dan disitulah kita duduk, sambil memikirkan betapa malangnya nasib kita siang itu diantara orang-orang tersebut, 4 orang anak rantau yang berusaha bertahan di kerasnya kehidupan Depok.



Duduk melingkar, tanpa meja. Indah sekali rasanya.


Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, ditambah efek Slurpee yang ternyata ga cocok sama perut kita, kita pun keluar lagi dengan rencana baru. Rencananya, kalau Daebak ga buka juga, mau ga mau kita ke Margo City dan nyari makanan di sana.




Tapi Alhamdulillah, kayaknya Allah kasian juga sama kita. Daebak akhirnya buka!!!

Karena udah kelaparan banget, di Daebak pun kita makan binal banget, rusuh, berantakan dan rebutan udah kayak kuli. Dinginnya bayangan Patbingsoo pun terkalahkan dengan perut lapar yang membutuhkan makanan proper.






Duh komuknya Laili



Tangan-tangan dengan perut kelaparan.


Ya, jadi...begitulah perjalanan kita. Lumayan failed sih emang, tapi suprisingly it was fun :))) 

Rencana selanjutnya kita harus bisa makan Patbingsoo!!!!


0 Words from....:

Post a Comment