HAKUNA MATATA: 20 - 1 = 19 (Ucapan Version)

Tadinya gue belum mau nulis blog dulu. Bahkan, tadinya gue sudah berniat baik mau mengerjakan tugas UAS Sejarah yang take home itu. Gue udah buka Google dan MS Word.

Tapi terus ada yang nanya "Mana postingan terbaru? Biasanya kan malem minggu keluar,"

Seolah-olah tidak ada hal lain yang gue lakukan di malam minggu selain nongkrong di depan komputer.

Walaupun emang iya sih itu yang selalu gue lakukan setiap weekend.

ANYWAY,

Mau ngasih tau aja kalau 3 hari yang lalu, tepatnya 20 Mei 2015, Alhamdulillah gue sudah diberi umur sampai 19 tahun oleh Allah SWT. Ga bisa dikatakan selalu sehat, tapi Alhamdulillah cukup sehat sehingga masih bisa kuliah, jalan, ikut oprec-oprec, berdiri di KRL dari Pocin sampai ke Tangerang, dan aktifitas-aktifitas lain yang kalau ga sehat, mana mungkin bisa gue lakukan.

Alhamdulillah juga di umur 19 ini, keluarga inti masih lengkap, bahkan bertambah 1 keponakan gue.

Sayangnya, gue belum bisa mengatakan Alhamdulillah sama satu topik yang pas gue ulang tahun paling sering disebut.

Ya apalagi kalau bukan jodoh. Problematika hidup seorang gadis ceria nan lugu seperti gue ini. Tapi yang bikin gue heran adalah kenapa justru orang lain yang lebih ngebet biar gue cepet-cepet dapet jodoh (gue tidak akan menyebut pacar, karena pacar terlalu cheesy) ? Padahal gue nya biasa aja loh.

Engga, sumpah, gue biasa aja.

Beneran.

Tapi ya beneran deh, dari semua ucapan dan doa yang gue terima, 99% doanya adalah biar gue cepet-cepet menemukan tambatan hati #TSAH. Bahkan nyokap sendiri, yang menjadi pengucap pertama di tengah malam, menyusupkan kata-kata 'Semoga neng cepet dapet pacar' di sms nya.

Diikuti dengan teman-teman gue yang lain, pasti, PASTI, mendoakan gue biar gue ga sendirian lagi.

Wow, thanks wow, terimakasih banyak buat doa-doa kalian yang - gue tau - pasti niatnya sangatlah baik.

Tapi, (oke maaf gue akan sedikit serius di sini) ada kalanya gue merasa jenuh; jenuh sama harapan orang-orang yang menurut gue membuat gue berada di posisi under pressure. Yha gue tau sih kenapa orang-orang banyak yang mendoakan hal seperti itu, sebagian juga karena salah gue. Gue selalu membuat topik sensitif yang satu ini sebagai joking matter.

For example, I'd tell my friends, 'eh gue suka sama si ini' 'eh gue suka sama si itu' and the list goes on.

Ga ngerti juga ya, mungkin karena gue terlalu sering becanda seperti itu, apakah temen-temen gue jadi menganggap gue sebagai orang yang 'terlalu mudah menyukai' ? Dan mereka jadinya melihat gue sebagai orang 'desperate' yang benar-benar membutuhkan 'seseorang'. Yang mana, lama kelamaan gue merasa itu sebagai sesuatu yang insulting.

Ah, gue bukannya mengucapkan terimakasih properly, malah kesannya jadi kayak kesel gitu ya?

Balik lagi kok ke awal, tentu aja gue menerima semua doa-doa itu dengan senang, apalagi kalau yang doain nya bener-bener ikhlas, bukan formalitas. Ya gue akan tetap sangat bersyukur kalau misalnya doa-doa kalian pun cepet kejadian.

Ya saran aja sih buat yang baca, siapapun itu, kalau kalian punya temen, entah ada yang kayak gue atau kayak gimana, cobalah, cobalah mendoakan sesuatu yang dirasa sama-sama penting, seperti cita-cita dia mungkin? Kemaren gue ultah dikit banget yang doain biar cita-cita gue tercapai. Padahal cita-cita itulah yang lebih gue kejar daripada 'hal lain'.

(UDAH DI DOAIN MALAH NAGIH YANG LAIN. MAAF GUE EMANG GA TAU DIRI)

Hehehehehe tapi sekali lagi, kata-kata di atas gue tulis masih dengan perasaan bahagia H+3 kok, jadi gue ga ngerasa kesel yang berlebihan atau gimana. Gue tau niat kalian baik, sangat baik. SO THANKS :)))

Dan orang pertama yang memberi gue kado adalah Sari, FYI. Bahkan dia ngasih kado sebelum gue ultah.

Dan kadonya...ga disangka-sangka adalah barang kesukaan semua orang di dunia ini. Apalagi kalau bukan....

makanan.