Sunday, January 22, 2017

JAPANISM PART 2

Hari kedua di Tokyo! Setelah malam sebelumnya habis pulang dari Shibuya, gue cepat-cepat belajar buat tempat yang akan dikunjungi besok dan jalur-jalur kereta yang harus dipakai. Masalahnya kali ini bukan cuma nyokap gue doang yang gue pandu, tapi sepupu dan tante gue juga. Jadi pressure agar kita semua tidak tersesat membuat gue memastikan benar-benar rute yang harus diambil.

Sulit ternyata jadi tour guide.



Itinenary ga jelas


Sebenernya selama ini gue kalau jalan-jalan gak pernah bikin Itineneray yang sampai detail banget. Biasanya dari Indonesia gue cuma menetapkan tempat-tempat apa aja yang mau dikunjungi. Begitu sampai di negara tujuan, tempat-tempat yang udah di list ya gue kunjungi aja secara random sesuai niat, cuaca, jarak atau permintaan nyokap.

Tapi kali ini, gue merasa harus bener-bener ada jadwal, biar pas ditanya tante gue ada jawaban jelas yang bisa dikasih. Walaupun jujur aja, gue ga begitu suka jalan-jalan ngikutin jadwal.

Jadi yha, berbekal catatan itu dimulailah keliling Tokyo hari kedua!

Di hari kedua itu, ga cuma weather shock yang gue dapatkan, tapi culture shock juga. Karena gue berangkat pagi, masih ada beberapa anak sekolah yang berangkat naik kereta. Ya ga paham juga sih mereka Sabtu ga libur apa gimana.

Jadi di kereta itu, gue memperhatikan bahwa penampilan anak-anak sekolahnya, apalagi yang cewek, PERSIS SAMA seperti yang ada di komik-komik. Mulai dari gaya rambut, seragam, tas dan pernak-perniknya, pokoknya dari atas sampai bawah persis sama!

Ga cuma itu, kerennya adalah mereka kebanyakan berdiri di kereta sambil dengerin musik dan baca buku tebel yang banyak post-it kecil gitu warna-warni di pinggirannya dengan tampang yang amat sangat tenang.

Gue ga paham lagi.

Gue kalau baca buku pelajaran di kereta, apalagi kalau yang Bahasa Korea, pasti tampang gue udah kayak nahan sakit perut saking stres nya. Nguap dikit, terus tutup buku.

Hebatnya lagi dari anak sekolah cewek di sana, walaupun lagi musim dingin gitu tetep pake rok mini. Mini semini-mininya rok!

Dulu gue kalau baca komik dan liat penulisnya ngegambar cewek pake rok seragam sekolah yang suepeeeeer pendek, gue suka skeptis sendiri, 'Anjir pendek banget roknya, masa iya sependek itu? Lebay banget nih komikus.'

Tapi engga kawan, itu kenyataan.

Emang SEPENDEK itu rok mereka. Dan mereka ga pake stocking atau apapun lagi. PADAHAL ITU LAGI MUSIM DINGIN!

KURANG CULTURE SHOCK APA 

PADAHAL GUE AJA PAKE CELANA UDAH DUA LAPIS DAN RASANYA MASIH PENGEN GOSOK-GOSOKIN PAHA BIAR ANGET.

Tapi sebenernya ga susah dimengerti juga sih, karena mungkin mereka udah terbiasa menghadapi musim dingin. Kayak kita aja yang udah terbiasa menghadapi musim panas setiap hari, jadi pake baju lengan panjang pun terkadang gak masalah.

Nah, lanjut lagi. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Tokyo Skytree.





Sok candid sendiri


"Terlalu bawah Neng"


Masih terlalu bawah....

Mungkin karena itu weekend, jadi banyak banget orang yang dateng. Dan karena banyak orang itu, antrian buat naik ke atasnya pun jadi supeeeeer panjang. Karena ga mau nunggu lama, tante gue ngusulin buat pake fast track, tapi harganya jadi 2x lipat harga normal. Yang tadinya 2000 Yen sekian, ini jadi 4000 Yen sekian satu orang.

Karena gue masih pengen makan enak di Jepang, gue pun ikhlas membiarkan nyokap gue aja yang naik. Sepupu gue juga sama, dia membiarkan ibunya naik sama nyokap gue. Jadilah gue dan sepupu gue ngiter-ngiterin mall yang kebetulan ada di bawah Skytree nya itu. Lumayan seru mall nya, banyak toko-toko lucu, makanan aneh, mainan-mainan kawaii, dll. Salah satunya Cafe Shinchan ini yang ramenya luar biasa!






Karena penasaran, kita liat list harga yang ada di luar. Begitu liat kita langsung mundur pelan-pelan dan gue langsung berpikir apakah pemilik cafe nya ingin naik haji atau bagaimana sehingga membutuhkan uang yang sangat banyak.

#tarakdungces


Gak cuma Cafe Shinchan, ada juga Cafe PPAP yang orangnya sendiri lagi terkenal abis dimana-mana.




Hehe sok imut, hehe pengen muntah.


Mau satu rasanya


Habis keliling-keliling mall nya, sepupu gue tiba-tiba mencetuskan ide bahwa dia pengen ice cream challenge gitu. Jadi dia mau beli es krim trus makan di luar, yang mana anginnya lagi mantap-mantapnya bertiup. Ya gue sih iya aja; iya nemenin makan di luar maksudnya. Tapi ikut-ikutan makan es krim? Oh no, terimakasih.

Akhirnya dia beli es krim dan kita nongkrong di luar sambil ngeliatin keluarga-keluarga Jepang yang lagi lalu lalang. Kebetulan banyak burung juga karena itu outdoor nya di rooftop gitu #yateruskenapakalaubanyakburung .

Untungnya nyokap sebelum naik ke atas menitipkan tas bekalnya yang berisi roti dan selai, jadi selagi liatin anak-anak kecil Jepang yang lagi ngejar-ngejarin burung, mulut gue pun ga nganggur-nganggur amat.

Setelah para ibu turun dari atas, kita muter-muter lagi sebentar dan langsung gue pandu untuk pergi ke tujuan selanjutnya, yaitu Asakusa Temple!

Pergi ke daerah Asakusa lebih parah lagi ramenya. Karena itu hari Sabtu dan tempat ibadah, maka yang pergi kesana pun buanyaaaaaaaaak banget!!!






Terlihat Tokyo Skytree dan benda kuning ga jelas dari kejauhan










Begitu sampai di kawasan kuilnya, hal pertama yang menarik perhatian gue adalah stalls makanan yang banyak banget di pinggir-pinggir jalan masuk kuil. Mungkin nyokap berhasil menangkap sinyal laper yang gue sampaikan, jadi ditawarinlah gue mau beli apa. Maka gue pun langsung menunjuk satu-satunya makanan yang terasa familier + agak terjamin tingkat halalnya, yaitu Takoyaki.






Sungguh, tidak ada yang lebih nikmat dari Takoyaki original buatan negara asal.








Tour guide nya mulai lelah


Selesai sudah wilayah Asakusa! Selanjutnya berdasarkan Itinenary ga jelas yang telah gue buat dengan sedikit asal dan tanpa pemikiran yang matang, target selanjutnya adalah Ginza alias kawasan elit Tokyo. Tapi karena keterbatasan waktu, gue memutuskan untuk melewati Ginza dan langsung ke tempat selanjutnya, yaitu Tokyo Tower.

Seampainya di stasiun gue sempat bingung harus keluar dari exit mana biar deket sama Tokyo Tower. Pasalnya di Tokyo, salah exit sedikit aja jarak yang dituju bisa jadi lumayan jauh. Akhirnya gue pun nanya satpam di informasi yang lagi duduk diem di deket pintu exit. Begitu gue nanya pake Bahasa Inggris, tanpa berkata apa-apa dia langsung menunjuk sebuah papan kecil yang terletak di atas meja sebelahnya. Gue langsung kicep dan bergumam 'Oh' pelan.





Setelah keluar dari stasiun, kebetulan banget di depan mata langsung kelihatan 7-11, dan berhubung nyokap dan tante gue belum makan, akhirnya kita beli makan dulu dan makan di depan 7-11 di tengah cuaca yang amat sangat menusuk tulang.

Lagi nungguin nyokap dan tante selesai makan, ga sengaja lihat banyak anak-anak sekolahan. Mungkin di sekitar situ ada sekolah dan mereka baru pulang. Yang menarik perhatian gue adalah, gimana anak-anak sekolah di sana mempunyai aura manga. Ya, gue gak bisa menjelaskannya, pokoknya gitu.



Tadinya mau ajak foto bareng.


Nah, selesai makan, kita pun lanjut jalan. Sekali lagi gue mengalami weather shock. Pasalnya, gue ga tau apa emang transisi dari sore ke malam udara tuh jadi berubah apa gimana, tapi yang jelas itu perjalanan ke Tokyo Tower lagi dingin-dinginnya banget.  Otomatis jalan kita pun jadi lebih lambat karena kedinginan. Perjalanan yang tadinya 7 menit, jadi berasa 10 menit lebih.

















Tadinya mau naik ke atas, tapi begitu lihat harga yang terpampang jadi mengurungkan niat tersebut dan cukup foto-foto aja HAHAHAHAH. Lagian gue pun tidak begitu tertarik dengan pemandangan Kota Tokyo. Selama masih bisa dilihat lewat Google, ya tak masalah lah. Mungkin dilain kesempatan kalau gue nanti udah menghasilkan uang sendiri dan punya suami (kenapa harus punya suami dulu), mau deh balik ke Jepang dan nyobain naik ke atasnya.

Kita lumayan lama di Tokyo Tower; alias lama wifi-an. Soalnya di luar dingin banget dan rasanya maleeeeees banget buat jalan lagi sampai stasiun. Tapi kemudian gue memikirkan bahwa kamar hotel lebih hangat, jadilah gue ajak semuanya (berasa rombongan) untuk pulang.

FYI aja, gue selama di Jepang ini ada beberapa makanan dan minuman yang pengen banget gue coba. Alasannya karena member BTS ada yang makan dan minum produk-produk Jepang selama mereka V App. Ya, ini memang sedikit banyak berkaitan dengan teori Celebrity Involvement yang kemaren gue pakai saat buat paper UAS BIA. 


Celebrity involvement merupakan bentuk dari hubungan parasosial dimana audiens menjadi terobsesi terhadap selebritas (McCuctheon, Ashe, Houran dan Maltby, 2003). 

Dan makanan itu adalaaaah~


Puding yang sering dimakan Taehyung




Rasa jeruk. 8/10 lah nilainya.


Susu yang diminum Jungkook. 10/10 karena ku suka susu.


Dango yang dimakan Taehyung. Nilainya 6/10.


Iya emang gue whipped abis, sampai makanan yang mereka makan aja gue merasa harus coba. Jadi berasa tambah dekat dengan oppa.


Ha.



- bersambung ke JAPANISM PART 3 -


See previous post :



See another posts :

1 Words from....:

  1. Harus punya suami dulu biar biaya ga ditanggung sendirian (atau dibayarin sekalian), juga biar ada yang bisa dipeluk unyu kalo lagi kedinginan(?)

    ReplyDelete