HAKUNA MATATA: Perjalanan Ini Terasa Sangat Menyedihkan

SUDAH SEBULAN LAMANYA GUE TIDAK MENULIS BLOG.

DAN INI SEMUA KARENA TUGAS-TUGAS SIALAN YANG MENUMPUK DI SEMESTER 4 YANG SIALAN JUGA INI.

DAN UTS SELAMA SEMINGGU KEMARIN YANG JUGA SAMA SIALAN NYA.

S-I-A-L-A-N

Anyway, sebenernya besok pun UTS gue belum selesai. Masih ada 1 UTS lagi dari matkul Bahasa Korea, yaitu membaca.

Sayang, UTS nya tidak seperti namanya, dimana yang gue harapkan adalah cuma duduk di depan dosen dan membaca teks, terus udah.

Tidak. Tidak seperti itu kenyataannya.

Tapi ya daripada pusing mikirin UTS, tak ada salahnya sedikit bercerita di blog yang sudah berdebu ini.

Sebelumnya, gue ingin mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN kepada kakak gue tercintah, FIDAH a.k.a MUFIDAH LI SILMI a.k.a KAPID.

SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE-21 KAPID!!!

SEMOGA TIDAK TELAT LAGI MASUK KELAS!

SEMOGA TAMBAH PINTAR KOREA NYA SEHINGGA DAPAT MEMBIMBING ADIK-ADIKMU INI! MAAFKAN KAMI YANG SUKA NYONTEK KE KAKAK KALAU ADA PR YANG SUSAH!

SEMOGA CEPAT MENDAPATKAN JODOH (yang saya harap bukan si ****) DAN CEPATLAH MENIKAH!

DST

Jadi, kita basis belakang pun memberikan kakak tercinta kami itu sebuah buku yang gue dan Maryam tidak sengaja temukan di Books & Beyond (tsah) Perpustakaan UI.

Judul bukunya adalah ISTRI YANG DIRINDUKAN SURGA dan SUAMI YANG DIRINDUKAN SURGA. Jadi 1 buku itu ada 2 side gitu, yang pink buat istri dan biru buat suami.

Kita beripikir, "Wah, buku ini cocok sekali untuk Fidah!"

dan kita pun langsung membelikannya, tanpa repot-repot membungkusnya dengan kertas kado.

Apaan sih Fidah, sok imut.

Laili yang tidak ingin menghadap ke kamera.

"Laili ngadep kamera kek!" terus gue kesel.

Ada hukum tidak tertulis di Indonesia, dimana jika anda sudah mendapatkan kado, wajib hukumnya untuk mentraktir. Jika tidak, niscaya anda akan mendapatkan tatapan dingin dari teman-teman dan tagihan terus-menerus yang akan membuat hidup anda menjadi tidak nyaman.

Tentu Fidah tidak ingin hal itu terjadi, maka pada hari Jumat, 8 April 2016 kemarin, Fidah pun bilang mau mentraktir kita di salah satu tempat makan Patbingsu.

Tentu basis belakang menyambut ide itu dengan suka cita.

Tapi kemudian Maryam terus-terusan ngomong "Eh, di Hong Tang aja Fidah, enak!" yang mana akhirnya merubah keputusan Fidah untuk ngajak kita ke Margo City.

Sayangnya, pas banget UTS Morfologi selesai, hujan turun di Depok dengan derasnya. Dengan sabar, kita menunggu hujan reda sambil berpikiran positif bahwa hujan itu akan segera berlalu.

Tapi kita lupa bahwa itu adalah Depok; tempat dimana hujan turun itu gak akan sebentar.

Ya, hujannya lama.

Tapi begitu hujannya agak reda, kita memutuskan buat cepet-cepet Sholat Zuhur dulu baru otw ke Margo dengan susunan rencana, gue dan Maryam naik bikun, Fidah dan Lai naik motor masing-masing. Tapi baru beberapa langkah, Maryam tiba-tiba berseru, "LAH KITA KENAPA GA NAIK GRAB CAR AJA?!"

Maka dengan panik kita lari-larian di tengah hujan untuk mengejar Fidah dan Lai yang udah ke parkiran duluan. Begitu nyampe parkiran, kita berempat langsung mengerubungi hp Maryam buat manggil Grab Car. Taunya....

Fare 75000

Fare is high due to high demand

...........

"Kenapa sih, kita kalau jalan pasti ada aja, adaa aja halangannya." kata Maryam (baca disini untuk tau maksud Maryam apa)

"Yaudahlah Fidah, di kantin aja, gue jadi pengen mie ayam nih." kata gue, yang berpikiran bahwa pada saat seperti itu lebih baik makan apa saja daripada tidak sama sekali.

Fidah mikir bentar. "Yaudahlah, di atas aja yuk"

"EH SERIUS???" kita memastikan dengan tidak percaya.

Jadi, apa yang dimaksud dengan 'di atas' ini adalah Cafe Korea yang ada di kantin FIB dan diantara basbel kalau mau makan di Cafkor tuh, selalu jadi bahan joke gitu (karena meurut kita amat mahal). Jelaslah kita kaget.

Akhirnya di bawah guyuran hujan yang masih juga deras, kita pergi ke Cafkor.